Rumus Perpindahan

Rumus Perpindahan

Rumus perpindahan dalam fisika adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung perpindahan suatu benda atau partikel dari posisi
awal ke posisi akhir. Perpindahan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh suatu benda dari posisi awal ke posisi akhirnya.

Rumus perpindahan dapat dituliskan sebagai berikut:

Δs = s2 – s1

Di mana:

  • Δs adalah perpindahan (dalam satuan meter atau m)
  • s1 adalah posisi awal (dalam satuan meter atau m)
  • s2 adalah posisi akhir (dalam satuan meter atau m)

Dalam beberapa kasus, perpindahan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus lain yang melibatkan kecepatan dan waktu. Rumus
tersebut adalah:

Δs = v × t

Di mana:

  • Δs adalah perpindahan (dalam satuan meter atau m)
  • v adalah kecepatan (dalam satuan meter per detik atau m/s)
  • t adalah waktu (dalam satuan detik atau s)

Namun, rumus ini hanya berlaku untuk kasus
perpindahan dengan kecepatan konstan. Jika kecepatan berubah-ubah, maka rumus
ini tidak berlaku dan kita perlu menggunakan rumus perpindahan yang pertama.

Perlu diingat bahwa perpindahan merupakan besaran
vektor, sehingga selain besarnya, perpindahan juga memiliki arah. Arah
perpindahan dapat dinyatakan dengan menggunakan sistem koordinat atau dengan
menggunakan arah relatif terhadap posisi awal.

Bagaimana cara menghitung perpindahan jika
kecepatannya berubah-ubah?

Jika kecepatan suatu benda berubah-ubah, maka
perpindahan tidak dapat dihitung menggunakan rumus Δs = v × t, karena rumus
tersebut hanya berlaku untuk kecepatan konstan. Oleh karena itu, untuk
menghitung perpindahan pada kasus kecepatan yang berubah-ubah, kita perlu
menggunakan rumus integral.

Rumus perpindahan untuk kasus kecepatan
berubah-ubah adalah sebagai berikut:

Δs = ∫v dt

Di mana:

  • Δs adalah perpindahan (dalam satuan meter atau m)
  • v adalah kecepatan (dalam satuan meter per detik atau m/s)
  • t adalah waktu (dalam satuan detik atau s)
  • ∫ adalah tanda integral

Rumus ini mengharuskan kita untuk menghitung
integral dari kecepatan terhadap waktu. Integral dari kecepatan terhadap waktu
menghasilkan perpindahan, sehingga rumus ini memberikan nilai perpindahan dari
kecepatan berubah-ubah.

Namun, menghitung integral dapat menjadi cukup
rumit dan memerlukan pengetahuan lebih lanjut tentang kalkulus. Jika Anda tidak
memiliki pengetahuan tentang kalkulus, maka cara termudah untuk menghitung
perpindahan pada kasus kecepatan berubah-ubah adalah dengan menggunakan metode
numerik, seperti metode trapesium atau metode Simpson.

Metode numerik ini melibatkan pembagian waktu
menjadi beberapa interval kecil dan menghitung perpindahan pada setiap interval
menggunakan rumus Δs = v × t (untuk kecepatan konstan dalam interval tersebut),
kemudian menjumlahkan perpindahan pada setiap interval untuk mendapatkan nilai
perpindahan total. Meskipun metode numerik ini tidak seakurat rumus integral,
namun dapat memberikan hasil yang cukup akurat jika interval yang digunakan
cukup kecil.

Bagaimana cara menggunakan metode trapesium untuk
menghitung perpindahan?

Metode trapesium adalah salah satu metode numerik
yang dapat digunakan untuk menghitung perpindahan pada kasus kecepatan
berubah-ubah. Metode ini melibatkan pembagian waktu menjadi beberapa interval
kecil dan menghitung perpindahan pada setiap interval dengan mengasumsikan
kecepatan dalam interval tersebut sebagai kecepatan konstan. Selanjutnya,
perpindahan pada setiap interval dihitung menggunakan rumus Δs = v × t (untuk
kecepatan konstan dalam interval tersebut), dan nilai perpindahan total
dihitung dengan menjumlahkan perpindahan pada setiap interval.

Berikut adalah langkah-langkah menggunakan metode
trapesium untuk menghitung perpindahan:

  1. Bagi waktu (t) menjadi beberapa interval kecil dengan ukuran Δt yang
    sama. Interval waktu ini dapat dipilih sembarang, namun semakin kecil
    intervalnya maka semakin akurat hasil perhitungannya.
  2. Hitung kecepatan (v) pada titik awal dan titik akhir dari setiap interval.
    Kecepatan pada tiap interval dapat diambil dari data kecepatan yang ada
    atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus kecepatan rata-rata dalam
    interval tersebut.
  3. Hitung perpindahan pada setiap interval dengan menggunakan rumus Δs =
    (v1 + v2) / 2 × Δt, di mana v1 adalah kecepatan pada titik awal interval,
    v2 adalah kecepatan pada titik akhir interval, dan Δt adalah panjang
    interval waktu.
  4. Jumlahkan perpindahan pada setiap interval untuk mendapatkan nilai
    perpindahan total Δs.

Rumus yang digunakan dalam metode trapesium adalah
rumus trapesium, karena bentuk grafik dari kecepatan terhadap waktu menyerupai
bentuk trapesium. Oleh karena itu, metode ini dinamakan metode trapesium.

Perlu diingat bahwa metode trapesium hanya
memberikan hasil yang cukup akurat jika interval Δt yang digunakan cukup kecil.
Semakin kecil intervalnya, semakin akurat hasil yang diperoleh. Selain itu,
metode ini juga lebih mudah digunakan jika grafik kecepatan terhadap waktu
adalah sebuah garis lurus atau hampir garis lurus. Jika grafiknya melengkung,
maka metode trapesium dapat memberikan hasil yang kurang akurat.

Bagaimana menentukan interval waktu yang tepat
untuk metode trapesium?

Untuk menentukan interval waktu yang tepat pada
metode trapesium, Anda perlu mempertimbangkan keseimbangan antara akurasi
perhitungan dan kecepatan perhitungan. Semakin kecil interval waktu (Δt),
semakin akurat hasil yang diperoleh, tetapi semakin banyak waktu yang
dibutuhkan untuk menghitung perpindahan.

Untuk menentukan interval waktu yang tepat, pertama-tama
perhatikan tampilan grafik kecepatan terhadap waktu. Jika grafik tersebut
melengkung, maka gunakan interval waktu yang lebih kecil agar hasil perhitungan
menjadi lebih akurat. Namun, jika grafik tersebut hampir lurus, maka Anda dapat
menggunakan interval waktu yang lebih besar.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan aturan
empiris bahwa interval waktu yang tepat adalah sepersepuluh dari waktu total
pergerakan. Misalnya, jika waktu total pergerakan adalah 10 detik, maka
interval waktu yang tepat adalah sekitar 1 detik. Namun, aturan ini hanya
sebagai panduan umum dan dapat bervariasi tergantung pada kasus perhitungan
yang spesifik.

Anda juga dapat mencoba beberapa interval waktu
yang berbeda dan membandingkan hasil perhitungan untuk menentukan interval
waktu yang paling tepat. Jika hasil perhitungan tidak berbeda signifikan antara
interval waktu yang berbeda, maka Anda dapat memilih interval waktu yang lebih
besar untuk mempercepat perhitungan. Namun, jika hasil perhitungan sangat
berbeda antara interval waktu yang berbeda, maka Anda perlu menggunakan
interval waktu yang lebih kecil untuk memastikan hasil yang akurat.

About admin